Untuk sebagian orang, Bandung
menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan destinasi dikala libur melanda.
Tidak jarang orang berbondong-bondong untuk menikmati keindahan dan kesejukan
kota Bandung.
Salah satu tempat yang memiliki
banyak tempat wisata adalah Lembang. Lembang terletak di utara kota Bandung,
lebih tepatnya berada di Kabupten Bandung Barat. Jaraknya yang tidak jauh dari
pusat kota Bandung bisa menjadi pilihan yang tepat bagi kalian untuk berwisata
bersama teman maupun keluarga.
Lembang, yang terlihat elok
berkat objek wisata yang
indah dan pemandangan yang sejuk baik itu alami dan buatan, sudah
sejak lama menjadi destinasi favorit bagi para pelancong. Nuansa lembang yang masih kental dan alami dengan mudah memikat
siapa saja yang datang.
Soal macet sudah kerap terjadi di masa libur panjang. Namun hal tersebut
agaknya tak menyurutkan keinginan wisatawan untuk tetap pergi ke sana.
Tidak lengkap jika pergi liburan namun tidak membawa
buah tangan saat pulang, lembang memiliki pasar tradisional yang merupakan
elemen penting dalam kota yang membentuk karakter wilayah dan juga menjadi
ruang publik dalam kota. Pasar paronama lembang namanya, seluas 2,3 hektare.
Namun kisah tentang lembang bukan melulu kisah tentang pemandangan
elok dan wisatanya.
Ada kisah tentang orang-orang biasa yang bejuang di sepanjang jalan panorma di pusat perbelanjaan kota itu agar bisa bertahan hidup. Imat (43), seorang juru parkir, salah satunya.
Ruang parkir
Imat warga paronama II RW 3. Sebelumnya
ia bekerja sebagai serabutan air
bor
panggilan dari desa ke desa di sekitar
lembang hingga jual beli burung merpati yang tidak menentu uang nya.
Di
sepanjang jalan
paronama,
ada belasan lapak parkir
yang terbagi secara
bergantian. Iman
biasa bekerja sejak pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang. Pendapatan bersih
hariannya tidak menentu, sekitar 50
ribu sampai 300
ribu rupiah setelah setoran ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung.
Selain
itu, ia juga akan merapikan motor pengunjung agar tidak ada ruang kosong dan
berharap semua lahan parkir terisi penuh dengan kendaraan yang ia jaga. Saat lahan parkir penuh motor para
pengunjung, tentu ia akan sangat bersyukur karena target yang dibebankan
kepadanya bisa terpenuhi, tapi saat pandemi hal itu berbeda, lantaran
pengunjung juga turun
drastis.
Toserba yang selalu ada
Iman mendapatkan jatah bekerja menjadi tukang parkir di
Toserba Griya Lembang, sebuah perusahaan ritel modern asal Indonesia. merupakan
perusahaan ritel dengan format Supermaket dan departement store. Gerai ini
umumnya menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang kebutuhan hidup
lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya
tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari
terutama bagi masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Pekerjaan
yang ia lakoni selama hidup
nya
ini adalah salah satu keberuntungan terbesar dalam hidup imat. “Gaji
mah sebenarnya gak besar, sisa
dari setor, kadang 50 ribu rupiah” tutur iman sambil duduk di atas motor menahan letih nya terik lembang,
Minggu
(11/6/2022) siang.
“Setoran per hari 100 ribu rupiah, ada gak ada, harus,” jelas iman yang tidak memiliki
target dalam bekerja, dia tetap mensyukuri pendapatannya untuk menyambung hidup
Sertifikasi
dan kartu anggota resmi sebagai juru parkir diperoleh iman secara gratis. Hal ini dilakukan
untuk menghindari pungutan liar (pungli) yang sebelumnya sering dilakukan oleh
preman dan oknum organisasi masyarakat (ormas). Namun, sertifikasi tidak
serta-merta disertai jaminan kesejahteraan dan keselamatan kerja bagi
masing-masing juru parkir.
Imat mengaku jika tempat ini memang dimiliki oleh warga tetapi
parkir dikelola oleh dishub dan sembarang tukang parkir dapat bekerja di situ,
ia pun tidak digaji dari dishub tersebut.
Bersyukur
Imat terpikir untuk menambah dari usaha penghasilan tukang ojek, ia bekerja dari siang hingga malam. “Mau
kecil mau besar yang penting ada rezeki buat anak, yang penting NIAT,” tutur
iman yang bersungguh sungguh akan ucapan nya.
Pernikahannya
dikarunia oleh kelahiran dua
orang anak, laki-laki dan
perempuan. Yang takpernah mengeluh dengan keadaan ekonomi
keluarganya. Walaupun
menjadi tukang parkir dan serabutan ojek, iman dapat membuat hati sang buah
hati anak perempuan kelas 3 sekolah menengah pertama bahagia yang sedang
melakukan study tour ke jogja
“Saya
berharap dapat normal kembali
seperti dahulu kala, kerja enak nyaman dan diberikan lapangan pekerjaan yang
luas. Sebentar lagi anak saya sekolah menengah atas, biaya lagi. Kerja cuma
gini markir sama ojek,” tutur Iman.
Jl. Panorama merupakan salah satu jalan yang ramai
dilewati karena menjadi akses utama dari Lembang menuju Kota Bandung, sehingga
seringkali iman menemukan pengunjung parkir yang aneh aneh dan membuat nya
kesal, “Keluar masuk keluar masuk, bayar nggak” tutur iman. Bahkan iman pun
seringkali dimarahi saat ia menyimpan barang yang tertinggal di motor, “Kalau
hilangkan saya yang disalahi dan tanggung jawab, makanya saya simpan” imbu laki-laki
yang sudah berumur 43 tahun ini . Bahkan tak sedikit yang memarahi nya karena
memindahkan motor-motor nya.