Alfaizi

Stay Positif and Be Creative

Firdaus Alfaizi

Thursday, December 1, 2022

Tukang Parkir, Ternyata Gak Cuma Pura-pura Bantu Tarik Motor


            Untuk sebagian orang, Bandung menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan destinasi dikala libur melanda. Tidak jarang orang berbondong-bondong untuk menikmati keindahan dan kesejukan kota Bandung.

            Salah satu tempat yang memiliki banyak tempat wisata adalah Lembang. Lembang terletak di utara kota Bandung, lebih tepatnya berada di Kabupten Bandung Barat. Jaraknya yang tidak jauh dari pusat kota Bandung bisa menjadi pilihan yang tepat bagi kalian untuk berwisata bersama teman maupun keluarga.

            Lembang, yang terlihat elok berkat objek wisata yang indah dan pemandangan yang sejuk baik itu alami dan buatan, sudah sejak lama menjadi destinasi favorit bagi para pelancong. Nuansa lembang yang masih kental dan alami dengan mudah memikat siapa saja yang datang. Soal macet sudah kerap terjadi di masa libur panjang. Namun hal tersebut agaknya tak menyurutkan keinginan wisatawan untuk tetap pergi ke sana.

            Tidak lengkap jika pergi liburan namun tidak membawa buah tangan saat pulang, lembang memiliki pasar tradisional yang merupakan elemen penting dalam kota yang membentuk karakter wilayah dan juga menjadi ruang publik dalam kota. Pasar paronama lembang namanya, seluas 2,3 hektare.

Namun kisah tentang lembang bukan melulu kisah tentang pemandangan elok dan wisatanya. Ada kisah tentang orang-orang biasa yang bejuang di sepanjang jalan panorma di pusat perbelanjaan kota itu agar bisa bertahan hidup. Imat (43), seorang juru parkir, salah satunya.

Ruang parkir

Imat warga paronama II RW 3. Sebelumnya ia bekerja sebagai serabutan air bor panggilan dari desa ke desa di sekitar lembang hingga jual beli burung merpati yang tidak menentu uang nya.

Di sepanjang jalan paronama, ada belasan lapak parkir yang terbagi secara bergantian. Iman biasa bekerja sejak pukul 8 pagi hingga pukul 12 siang. Pendapatan bersih hariannya tidak menentu, sekitar 50 ribu sampai 300 ribu rupiah setelah setoran ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung.

Selain itu, ia juga akan merapikan motor pengunjung agar tidak ada ruang kosong dan berharap semua lahan parkir terisi penuh dengan kendaraan yang ia jaga. Saat lahan parkir penuh motor para pengunjung, tentu ia akan sangat bersyukur karena target yang dibebankan kepadanya bisa terpenuhi, tapi saat pandemi hal itu berbeda, lantaran pengunjung juga turun drastis.

Toserba yang selalu ada       

           

Iman mendapatkan jatah bekerja menjadi tukang parkir di Toserba Griya Lembang, sebuah perusahaan ritel modern asal Indonesia. merupakan perusahaan ritel dengan format Supermaket dan departement store. Gerai ini umumnya menjual berbagai produk makanan, minuman dan barang kebutuhan hidup lainnya. Lebih dari 200 produk makanan dan barang kebutuhan hidup lainnya tersedia dengan harga bersaing, memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari terutama bagi masyarakat Jawa Barat, Jawa Tengah dan sekitarnya.

Pekerjaan yang ia lakoni selama hidup nya ini adalah salah satu keberuntungan terbesar dalam hidup imat. “Gaji mah sebenarnya gak besar, sisa dari setor, kadang 50 ribu rupiah” tutur iman sambil duduk di atas motor menahan letih nya terik lembang, Minggu (11/6/2022) siang.

Setoran per hari 100 ribu rupiah, ada gak ada, harus,” jelas iman yang tidak memiliki target dalam bekerja, dia tetap mensyukuri pendapatannya untuk menyambung hidup

Sertifikasi dan kartu anggota resmi sebagai juru parkir diperoleh iman secara gratis. Hal ini dilakukan untuk menghindari pungutan liar (pungli) yang sebelumnya sering dilakukan oleh preman dan oknum organisasi masyarakat (ormas). Namun, sertifikasi tidak serta-merta disertai jaminan kesejahteraan dan keselamatan kerja bagi masing-masing juru parkir.

Imat mengaku jika tempat ini memang dimiliki oleh warga tetapi parkir dikelola oleh dishub dan sembarang tukang parkir dapat bekerja di situ, ia pun tidak digaji dari dishub tersebut.

 

Bersyukur

Imat terpikir untuk menambah dari usaha penghasilan tukang ojek, ia bekerja dari siang hingga malam. “Mau kecil mau besar yang penting ada rezeki buat anak, yang penting NIAT,” tutur iman yang bersungguh sungguh akan ucapan nya.

Pernikahannya dikarunia oleh kelahiran dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Yang takpernah mengeluh dengan keadaan ekonomi keluarganya. Walaupun menjadi tukang parkir dan serabutan ojek, iman dapat membuat hati sang buah hati anak perempuan kelas 3 sekolah menengah pertama bahagia yang sedang melakukan study tour ke jogja

“Saya berharap dapat normal kembali seperti dahulu kala, kerja enak nyaman dan diberikan lapangan pekerjaan yang luas. Sebentar lagi anak saya sekolah menengah atas, biaya lagi. Kerja cuma gini markir sama ojek,” tutur Iman.

Jl. Panorama merupakan salah satu jalan yang ramai dilewati karena menjadi akses utama dari Lembang menuju Kota Bandung, sehingga seringkali iman menemukan pengunjung parkir yang aneh aneh dan membuat nya kesal, “Keluar masuk keluar masuk, bayar nggak” tutur iman. Bahkan iman pun seringkali dimarahi saat ia menyimpan barang yang tertinggal di motor, “Kalau hilangkan saya yang disalahi dan tanggung jawab, makanya saya simpan” imbu laki-laki yang sudah berumur 43 tahun ini . Bahkan tak sedikit yang memarahi nya karena memindahkan motor-motor nya.